Pati –
Pemkab Pati akan menggelar kajian soal fenomena sound horeg yang kian marak di masyarakat. Pemkab akan menganalisis kemungkinan melarang konvoi yang mengusung sound system dengan suara menggelegar ini.
Fenomena sound horeg ini kembali mencuat usai kejadian emak-emak yang nyaris dikeroyok karena menyiram air ke arah rombongan karnaval yang membunyikan sound horeg di Desa Waturoyo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Diduga emak-emak tersebut jengah dengan suara keras yang ditimbulkan dari sound horeg tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pati, Jumani, menyebut pihaknya akan melakukan pembahasan terkait penggunaan sound horeg saat karnaval. Jumani mengatakan persoalan penggunaan sound horeg ini akan dibahas dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pati.
“Terkait dengan sound horeg itu termasuk dengan satu materi yang akan dibahas dalam rapat Forkopimda rencana rapat besok pagi tapi ada penundaan jadwal kita konfirmasi dengan teman-teman,” kata Jumani ditemui di halaman Stadion Joyokusumo, Pati, Rabu (21/8/2024).
Dalam rapat tersebut, lanjut Jumani, pihaknya akan membahas kemungkinan diberlakukannya larangan menggunakan sound horeg. Pihaknya juga akan menganalisis potensi resiko saat menggunakan sound horeg pada acara karnaval.
“Kita lihat saja nanti, ya kita akan analisa risiko dan sebagaimananya, dan itu menjadi dasar kita untuk menentukan (dilarang apa tidak),” ujarnya.
Diberitakan sebelummya, seorang emak-emak inisial S (54) di Kabupaten Pati viral di media sosial. Penyebabnya emak-emak itu dinarasikan menyiram air ke arah sound horeg yang lewat depan rumahnya saat karnaval, Minggu (11/8).
S mengaku aksinya itu karena merasa terganggu dengan suara kencang sound horeg. Sempat terjadi adu mulut di lokasi antara S dengan peserta karnaval.
Polisi kemudian turun tangan dan mendamaikan kedua pihak. Kedua belah pihak pun sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai.
(aku/ams)